The Fed Siap Mengurangi Hingga 2.500 Pekerja

, JAKARTA – Federal Reserve bersiap untuk mengecilkan jumlah karyawannya di seluruh perusahaannya sebesar kurang lebih 10%, yang berarti sekitar 2.500 orang, dalam jangka waktu beberapa tahun mendatang, utamanya melalui pemberhentian karyawan.

Menurut sebuah memo internal yang dilansir Bloomberg Pada Senin (19/5/2025), langkah-langkah itu meliputi penawaran bagi sebagian pekerja untuk mengajukan pengunduran diri sukarela namun ditunda, hal ini menurut Powell mirip dengan usaha yang telah dijalankan oleh bank sentral pada tahun 1997.

Pimpinan The Fed Jerome Powell dalam dokumen tersebut menyebutkan bahwa dia sudah memberi tugas kepada para pemimpin bank sentral Amerika Serikat di Dewan serta di berbagai bagian sistem, untuk mencari metode baru guna memperkuat fungsionalitas yang tepat.

Dia pun mengharapkan agar Fed merombak sejumlah metode operasional serta menjamin adanya staf dengan komposisi yang sesuai demi mencapai tujuan hukum mereka.

"Pada beberapa tahun mendatang, jumlah karyawan kita secara total diperkirakan akan berkurang sekitar 10% dibandingkan dengan saat ini," demikian tertulis dalam memo yang ditandatanganinya oleh Powell.

The Fed akan menyediakan opsi pensiun bertahap bagi pegawai di Dewan Gubernur yang berlokasi di Washington dan sudah mencapai kelayakan pensiun per 31 Desember 2027.

Pada laporannya untuk tahun 2023, Fed mengabarkan adanya 23.950 pekerja dalam seluruh jaringan Fed. Untuk anggaran tahun 2024 diproyeksikan akan ada pertambahan tenaga kerja hingga mencapai 24.553 orang, yang berarti meningkat sebesar kurang lebih 2,5%.

Penurunan sebesar 10% berarti ada pengurangan kurang lebih 2.500 pegawai dari gabungan dewan Federal dan 12 bank cadangan wilayahnya. Hal ini akan membawa jumlah staf mendekati level yang tercatat satu dasawarsa silam.

Pengumuman itu muncul saat pemerintahan Trump telah menekan lembaga-lembaga federal untuk mengurangi jumlah karyawan dan menyederhanakan operasi.

Federal Reserve merupakan badan mandiri tanpa ketergantungan pada Kongres untuk pembiayaannya. Akan tetapi, bank pusat ini mendapat kritikan dari Elon Musk—dia memimpin Divisi Efisiensi Pemerintahan, atau DOGE—terhadap keluhan soal jumlah pegawai yang dianggap berlebih serta biaya operasional tinggi yang berkaitan dengan proyek perbaikan gedung mereka saat ini.

Powell menyangkal bahwa bank sentral mempunyai jumlah staf yang berlebihan. Dia berkata, "Bisa jadi mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya daripada mengeluh tentang kurangnya tenaga kerja. Setiap individu di The Fed sudah bekerja ekstra keras." Hal tersebut disampaikannya saat persidangan Kongres pada bulan Februari.

Pada memorandum pada hari Jumat, Powell menyatakan bahwa bank sentral merupakan pemegang tanggung jawab dalam mengelola sumber daya publik dengan hati-hati, serta menyoroti staf sistem sebagai kekayaan paling berharganya.

"Dengan upaya ini, kami berharap dapat menciptakan kesempatan tumbuh secara profesional bagi tim dan memastikan bahwa kami masih terampil dalam menyelesaikan kewajiban vital kami di masa depan," jelasnya.

Sejak bertahun-tahun, penghasilan Federal Reserve telah melampaui biaya operasinya, menyumbangkan triliunan dolar kepada Anggaran Pemerintah Amerika Serikat sehingga membantu mereduksi defisit fiskal negara. Akan tetapi, saat tingkat suku bunga naik, skenario berubah; dalam dua tahun 2023 dan 2024, Bank Sentral tersebut harus mencatat rugi dari aktivitas operasiannya, hingga akhirnya menahan diri untuk tidak mentransfer apapun kepada Kementerian Keuangan.

The Fed telah mendapatkan perhatian Musk, termasuk proses renovasi kantornya yang berlangsung bertahun-tahun. Diperkirakan biaya terkait ini sudah mencapai sekitar $2,5 miliar di tahun 2022, jumlah tersebut dikatakan Federal Reserve berkorelasi erat dengan peningkatan harga material konstruksi serta upah pekerja sejak projek dimulai pada 2021, saat inflasi mulai meroket.

Pekalongan awal bulan ini, Musk mengatakan bahwa biaya itu merupakan "sesuatu yang memukau."

Pada laporannya yang dirilis awal tahun ini, Andrew Levin, seorang professor dari Dartmouth College serta bekas penasehat khusus di bank sentral, menyebutkan bahwa staf Federal Reserve sudah bertambah signifikan sejak tahun 2010. Ia menjelaskan hal tersebut merupakan perbedaan mencolok dibanding institusi pemerintah nasional utama lainnya, dimana gajih pegawainya berkurang hingga 10 persen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naomi Wins Women's WWE Money In The Bank 2025 Ladder Match

Michigan to Mexico City present tight NASCAR travel logistics

'Be very careful': Republican Senators get stern warning from one of their own